Pages

Cari Blog Ini

Kamis, 08 September 2011

Takeda Shingen


Klan Takeda
Takeda Shingen (武田 信玄?)(1 Desember 1521 atau 3 November tahun pertama era Daiei13 Mei 1573 atau 12 April tahun ke-14 era Genki) atau dikenal sebagai Takeda Harunobu adalah daimyo zaman Sengoku dari provinsi Kai.
Takeda Shingen

Takeda Shingen dilahirkan sebagai putra sah pewaris klan Takeda yang secara turun temurun menjabat shugo di Kai. Setelah berhasil menaklukkan provinsi tetangga Shinano, Takeda Shingen bertarung melawan musuh besarnya Uesugi Kenshin dalam Pertempuran Kawanakajima. Takeda Shingen terus memperluas wilayah kekuasaan hingga mencakup provinsi Kai, Shinano, Suruga, Kōzuke, Tōtōmi, berikut sebagian wilayah Mikawa dan Mino. Takeda Shingen dikabarkan meninggal karena sakit di tengah perjalanan untuk menaklukkan Kyoto.
Shingen merupakan nama kaimyō sedangkan Harunobu merupakan nama kehormatan (imina). Nama resmi yang diberikan kaisar adalah Minamoto no Harunobu.
Dalam pertempuran, Takeda Shingen yang dijuluki "Harimau dari Kai" mengibarkan bendera perang yang disebut Fūrinkazan (風林火山?, angin, rimba, api, gunung). Pasukan berkuda yang dipimpin Takeda Shingen merupakan pasukan kavaleri terkuat di zaman Sengoku. Pada zaman Taishō, Shingen secara anumerta menerima jabatan Jusan-i yang berkedudukan tiga tingkat di bawah jabatan perdana menteri.

Perjalanan hidup

Penjaga provinsi Kai

Takeda Shingen lahir pada tanggal 3 November 1521 sebagai putra pewaris Takeda Nobutora di provinsi Kai. Tarō atau Katsuchiyō adalah nama panggilannya sewaktu kecil.
Provinsi Kai
Ayah Shingen (Takeda Nobutora) adalah daimyō zaman Sengoku yang mempersatukan provinsi Kai sekaligus pendiri klan Takeda. Nobutora adalah pemimpin generasi ke-18 klan Kai Genji atau klan Takeda yang turun temurun menjabat shugo di provinsi Kai sejak zaman Kamakura.
Fukushima Masanori

Pada saat kelahiran Shingen, provinsi Kai sedang diserang oleh 15.000 prajurit dari pasukan Imagawa yang dipimpin oleh Fukushima Masanori atas perintah Imagawa Ujichika. Semangat tempur pasukan Takeda menjadi berkobar-kobar begitu mengetahui berita kelahiran si kecil Shingen, sehingga pasukan Imagawa yang berjumlah berkali-kali lipat bisa dikalahkan.

Imagawa Yoshimoto
Klan Takeda berdamai dengan klan Imagawa segera setelah Imagawa Yoshimoto diangkat sebagai kepala keluarga (katoku) menggantikan Imagawa Ujiteru yang wafat tahun 1536. Takeda Shingen yang waktu itu masih dipanggil Tarō menikah dengan putri dari keluarga Sanjō berkat pertolongan Imagawa Yoshimoto.
Ashikga Yoshiaki
Di tahun yang sama (1536), Ashikaga Yoshiaki yang merupakan shogun ke-12 Keshogunan Muromachi memberi nama kehormatan (imina) "Harunobu" untuk si kecil Tarō pada upacara genbuku (peresmian sebagai orang dewasa). Karier Takeda Harunobu dimulai dari penyerbuan Istana Uminokuchi yang dikuasai oleh Hiraga Genshin. Setelah kelahiran adiknya yang bernama Takeda Nobushige pada tahun 1525, Harunobu mulai dijauhkan karena kasih sayang sang ayah telah beralih kepada adiknya.
Provinsi Suruga
Pada tahun 1541, Harunobu memaksa ayahnya (Takeda Nobutora) untuk mengundurkan diri atas saran penasehat senior Itagaki Nobukata dan Amari Torayasu. Takeda Harunobu diangkat menjadi pemimpin ke-19 klan Takeda setelah mengasingkan Nobutora ke Provinsi Suruga (wilayah kekuasaan Imagawa). Alasan Takeda Harunobu mengusir ayahnya masih merupakan kontroversi sampai sekarang ini. Dalam buku sejarah ditulis "kelakuan buruk" sebagai alasan pengusiran Takeda Nobutora yang kabarnya terus melakukan invasi ke provinsi tetangga. Nobutora disukai para samurai lokal (kokujin) sebagai pemimpin, tetapi para penasehat tidak menyenanginya dan memimpin pemberontakan. Dalam buku sejarah juga ditulis bahwa rakyat Kai menyambut gembira pengusiran Nobutora.

Penaklukan Shinano

Provinsi Shinano
Harunobu yang menjadi pewaris klan Takeda berhasil membentuk pemerintahan yang kuat berkat bantuan pengikutnya yang bernama Itagaki Nobukata dan Amari Torayasu. Harunobu kembali menghidupkan rencana penaklukan provinsi Shinano yang sudah dirintis sejak masa pemerintahan Nobutora. Harunobu turut campur dalam perang saudara antara anggota klan Suwa. Pada tahun 1542, Harunobu menguasai distrik Shuwa di Shinano setelah menewaskan Suwa Yorishige dengan bantuan Takatō Yoritsugu dari distrik Ina. Perselisihan antara Haronobu dan Yoritsugu kemudian terjadi akibat perbedaan pendapat soal wilayah kekuasaan. Pada tahun 1545, pasukan klan Takeda menyerang Istana Takatō. Dalam pertempuran ini, Harunobu berhasil menewaskan Takatō Yoritsugu, Ōi Sadataka dan Fujisawa Yorichika, sehingga Shinano bagian selatan seluruhnya berhasil ditaklukkan. Takeda Nobukata kemudian diangkat menjadi penguasa distrik Suwa.
Pada tahun 1547, Harunobu melanjutkan ambisi ekspansi wilayah kekuasaannya dengan menyerang bagian timur provinsi Shinano. Pasukan Takeda berhasil menaklukkan Istana Shiga yang dikuasai oleh Kasahara Kiyoshige. Dalam penaklukan Istana Shiga, pasukan Takeda menyandera wanita dan anak-anak serta menghukum mati 3.000 orang prajurit lawan yang tertangkap. Peristiwa ini menjadi sebab Harunobu keterlambatan penaklukan provinsi Shinano. Pada tahun 1547, pemerintah Takeda Shingen mengeluarkan Bunkokuhō (分国法 kitab undang-undang di dalam wilayah kekuasaan sengokudaimyō?) yang disebut Kōshūhatto no shidai (undang-undang wilayah Kai) atau Shingen kahō (hukum wilayah Shingen).
Pada tahun 1548, Harunobu memimpin pasukan untuk menyerang distrik Saku tetapi mendapat perlawanan sengit dari Murakami Yoshikiyo. Pada tahun yang sama, Harunobu kembali melancarkan serangan yang gagal terhadap Yoshikiyo yang disebut Pertempuran Uedahara. Pada tahun 1550 Harunobu melakukan serangan ke Istana Toishi, tapi juga gagal sehingga dikenal sebagai drama Toishigure. Pengikut Harunobu yang sudah berpengalaman seperti Itagaki Nobukata dan Amari Torayasu banyak yang tewas akibat kekalahan berturut-turut dalam dua kali pertempuran. Keadaan Harunobu yang sedang lemah dimanfaatkan oleh Ogasawara Nagatoki dari bagian barat provinsi Shinano yang menyerbu masuk ke wilayah klan Takeda, tapi dipukul mundur pasukan Takeda dalam pertempuran di lintasan pegunungan Shiojiri.
Pada tahun 1553 Harunobu dengan strategi yang disusun Sanada Yukitaka akhirnya berhasil mengalahkan pasukan Murakami Yoshikiyo, tapi Yoshikiyo dan Ogasawari Nagatoki meminta bantuan dari Nagao Kagetora (Uesugi Kenshin) dari Echigo sehingga berhasil lolos. Pada tahun 1555, Harunobu berhasil menundukkan Kiso Yoshimasa yang menguasai Istana Kiso fukushima sehingga sebagian besar provinsi Shinano berhasil ditaklukkan.

Pertempuran Kawanakajima


Pertempuran Kawanakajima
Pada tahun 1553, pasukan Nagao (Uesugi Kenshin) tiba untuk menolong pasukan Yoshikiyo dan menggelar pasukan di Kawanakajima (sekarang kota Nagano) untuk menghadang pasukan Takeda yang sudah memasuki dataran Zenkōjidaira (lembah Nagano). Bentrokan bersenjata yang terjadi antara pasukan Takeda dan pasukan Nagao terkenal sebagai Pertempuran Kawanakajima tahap pertama. Pertempuran sempat terhenti tapi kemudian pecah secara berulang-ulang hingga 5 kali (tahun 1553, tahun 1555, tahun 1557, tahun 1561, tahun 1564).
Harunobu menggunakan segala upaya untuk menghadapi Uesugi Kenshin, antara lain dengan mengawinkan putranya yang bernama Takeda Yoshinobu dengan putri dari Imagawa Yoshimoto. Anak perempuan Harunobu juga dikawinkan dengan putra pertama Hōjō Ujiyasu yang bernama Hōjō Ujimasa agar bisa bersekutu dengan Hōjō Ujimasa. Klan Imagawa dan klan Hōjō juga menjalin persekutuan dengan bantuan klan Takeda yang berperan sebagai penengah. Persekutuan ini disebut Persekutuan Tiga Negara Kōsōsun. Pada tahun 1555 pecah Pertempuran Kawanakajima yang kedua kali tanpa ada pihak yang kalah atau menang. Kedua belah pihak mundur berkat klan Imagawa yang bertindak sebagai penengah.
Hojo Ujiyasu
Hojo Ujimasa
Pada tahun 1559, Harunobu memutuskan untuk menjadi pendeta Buddha dan mengganti namanya menjadi Shingen. Pada tahun 1561 pecah Pertempuran Kawanakajima yang ke-4 kali antara pasukan Takeda dan pasukan Uesugi. Pertempuran ini merupakan pertempuran terbesar yang memakan korban tewas di kedua belah pihak hingga 6.000 prajurit. Pasukan Takeda kehilangan tokoh-tokoh seperti Takeda Nobushige (adik laki-laki Shingen) Murozumi Torasada dan Yamamoto Kansuke. Lembah Kawanakajima menjadi tempat pelampiasan dendam kedua belah pihak.
Takeda Shingen kemudian mengganti sasaran dengan menyerang provinsi Kōzuke. Perlawanan Nagano Narimasa membakar semangat bertempur Shingen, tapi Narimasa keburu meninggal karena sakit. Pasukan Takeda berhasil menguasai bagian barat Kōzuke setelah berturut-turut menaklukkan Istana Minowa, Istana Kuragano dan Istana Sōja.

Penaklukan Kyoto hingga wafat

Oda Nobunaga
Pada tahun 1560, Oda Nobunaga dan pasukannya berhasil membunuh Imagawa Yoshimoto yang merupakan sekutu klan Takeda. Klan Imagawa mulai kelihatan melemah dengan terbunuhnya Imagawa Yoshimoto sehingga Shingen memutuskan untuk membatalkan persekutuan dengan klan Imagawa dan menyerang masuk ke provinsi Suruga. Putra pewaris Shingen yang bernama Takeda Yoshinobu menentang rencana ini dan memimpin pemberontakan melawan kekuasaan ayahnya. Pada tahun 1565, pembantu terdekat Takeda Yoshinobu yang bernama Obu Toramasa dipaksa melakukan seppuku, sedangkan Takeda Yoshinobu dicabut haknya sebagai pewaris kekuasaan klan Takeda dan dipaksa melakukan bunuh diri.
Penyerangan ke provinsi Suruga yang dinanti-nanti Takeda Shingen akhirnya bisa dimulai pada tahun 1568. Pasukan Takeda Shingen bisa memasuki wilayah Sunpu setelah berhasil mengalahkan pasukan Ogi Kiyotaka di gunung Matsuno dan pasukan Imagawa Ujizane di gunung Satta.
Uesugi Kenshin
Pasukan Takeda kemudian harus berhadapan dengan pasukan gabungan Hōjō Ujiyasu dan Hōjō Ujimasa yang datang membantu pasukan klan Imagawa. Pada waktu itu klan Hōjō bersekutu dengan Uesugi Kenshin, sehingga Shingen menarik pasukannya kembali ke Kai. Pada bulan Oktober 1569, pasukan Takeda kembali menyerang klan Hōjō. Markas klan Hōjō di Istana Odawara kali ini berhasil dikepung oleh pasukan Takeda. Shingen kembali harus memerintahkan pasukannya untuk mundur dari Istana Odawara. Pasukan Hōjō yang dipimpin oleh Hōjō Ujiteru dan Hōjō Ujikuni segera melakukan pengejaran terhadap pasukan Takeda, tapi pihak yang mengejar justru dikalahkan dalam Pertempuran Mimasetōge. Dengan berhasil ditaklukkannya pasukan Hōjō, Takeda Shingen berhasil menganeksasi provinsi Suruga pada tahun 1570.
Pada waktu itu wilayah kekuasaan klan Takeda sudah mencakup provinsi Kai, Shinano, Suruga, Kōzuke, Tōtōmi, Mikawa dan sebagian Mino. Penaklukan wilayah kekuasaan klan Tokugawa merupakan langkah berikut Takeda Shingen. Pada tahun 1571 setelah Hōjō Ujiyasu meninggal karena sakit, putranya yang bernama Hōjō Ujimasa membatalkan persekutuan dengan Uesugi Kenshin dan kembali menjalin persekutuan dengan Takeda Shingen. Ujimasa konon menjalankan kata terakhir dari ayahnya Hōjō Ujiyasu agar memutuskan hubungan dengan Kenshin dan bersekutu dengan Shingen.
Pertempuran Mikatagahara
Pada bulan Oktober 1572, Shingen melakukan penyerangan atas provinsi Tōtōmi dan merebut secara berturut-turut istana milik Tokugawa seperti Istana Futamata sebagai jawaban atas undangan dari shogun Ashikaga Yoshiaki. Shingen sudah lama menanti-nanti kesempatan bertugas di Kyoto. Pada bulan Desember 1572, pasukan gabungan Oda Nobunaga dan Tokugawa Ieyasu berhasil ditaklukkan oleh Pasukan Takeda dalam Pertempuran Mikatagahara.
Azai Nagamasa
Pada saat itu, Asakura Yoshikage sedang menggelar pasukan sejumlah 15.000 prajurit di bagian utara provinsi Ōmi untuk membantu Azai Nagamasa yang diserang pasukan Oda Nobunaga. Ketika Shingen sedang merayakan kemenangan atas pasukan Nobunaga-Ieyasu, pasukan Asakura Yoshikage yang sedang mempertahankan wilayah kekuasaan Azai secara tiba-tiba ditarik pulang ke markasnya di Echizen. Takeda Shingen menjadi sangat marah mendengar berita penarikan mundur pasukan Ashikage. Takeda Shingen berada di bawah Oda Nobunaga dalam soal kokudaka yang menentukan jumlah prajurit yang dapat direkrut. Gerak pasukan Takeda bisa terhambat tanpa adanya pasukan Yoshikage yang memecah kekuatan pasukan Tokugawa Ieyasu dan Oda Nobunaga. Shingen lalu menulis surat yang meminta agar Yoshikage menggelar kembali pasukan yang ternyata tidak ditanggapi. Surat ini kemudian dikenal sebagai Dokumen Inō. Yoshikage Asakura Yoshikage bersikeras untuk mempertahankan pasukan di Echizen walaupun sudah dibujuk oleh para daimyo yang tergabung pada koalisi anti Nobunaga agar Yoshikage mau bekerjasama dengan Shingen.
Ieyasu Tokugawa
Langkah berikut Takeda Shingen adalah penaklukan provinsi Mikawa. Pada bulan Februari 1573, Shingen berhasil merebut Istana Noda dalam pertempuran yang kemudian dikenal sebagai Pertempuran Istana Noda. Keadaan kesehatan Takeda Shingen makin menurun setelah Pertempuran Istana Noda berakhir. Pengobatan Shingen ternyata tidak berhasil sehingga pasukan harus ditarik mundur pada pertengahan bulan Maret. Pada tanggal 12 April 1573, sewaktu memimpin pasukan dalam perjalanan pulang ke Kai, Takeda Shingen wafat pada usia 53 tahun di Komanba, provinsi Shinano.
Takeda Shingen meninggalkan buku jurnal dan strategi militer berjudul "Kōyō gunkan" yang di dalamnya tertulis pesan terakhir yang berbunyi "Ashita wa seta ni hata o tateyo" (「明日は瀬田に旗を立てよ」 "Besok kita naikkan bendera di Seta"?). Seta adalah tempat di bagian selatan danau Biwa yang menurut pandangan orang pada zaman itu merupakan pintu gerbang ke Heian kyō. Menurut catatan lain, Takeda Shingen dalam pesan terakhirnya meminta para pengikutnya untuk merahasiakan kematian dirinya selama 3 tahun.
Puisi kematian yang ditulis Shingen berbunyi Taiteiwa, chi ni makasete, kikotsu eshi, kōfun o nurazu, mizukara fūryū (「大ていは 地に任せて 肌骨好し 紅粉を塗らず 自ら風流」 Seperti biasa, serahkan pada tanah, baik untuk kulit dan daging, tanpa perlu berlumur merah dan putih, sendiri bersama hembusan angin?). Lokasi makam Takeda Shingen di kuil Erinji (sekarang terletak di kota Kōshū, Prefektur Yamanashi).


Selasa, 06 September 2011

Oda Nobunaga

Oda Nobunaga (織田 信長?) (lahir 23 Juni 1534 – meninggal 21 Juni 1582 pada umur 47 tahun) adalah seorang daimyo Jepang yang hidup dari zaman Sengoku hingga zaman Azuchi-Momoyama.
Oda Nobunaga
Klan Oda
Lahir sebagai pewaris Oda Nobuhide, Nobunaga harus bersaing memperebutkan hak menjadi kepala klan dengan adik kandungnya Oda Nobuyuki. Setelah menang dalam pertempuran melawan klan Imagawa dan klan Saito, Nobunaga menjadi pengikut Ashikaga Yoshiaki dan diangkat sebagai pejabat di Kyoto. Kekuatan penentang Nobunaga seperti klan Takedaklan Asakura, pendukung kuil Enryakuji, dan kuil Ishiyama Honganji dapat ditaklukkan berkat bantuan Ashikaga Yoshiaki. Nobunaga menjalankan kebijakan pasar bebas (rakuichi rakuza) dann melakukan survei wilayah. Nobunaga diserang pengikutnya yang bernama Akechi Mitsuhide sehingga terpaksa melakukan bunuh diri dalam Insiden Honnōji.
Nobunaga dikenal dengan kebijakan yang dianggap kontroversial seperti penolakan kekuasaan oleh klan yang sudah mapan, dan pengangkatan pengikut dari keluarga yang asal-usul keturunannya tidak jelas. Nobunaga berhasil memenangkan banyak pertempuran di zaman Sengoku berkat penggunaan senjata api model baru. Selain itu, ia ditakuti akibat tindakannya yang sering dinilai kejam, seperti perintah membakar semua penentang yang terkepung di kuil Enryakuji, sehingga Nobunaga mendapat julukan raja iblis.


Perjalanan hidup
Masa muda
Nobunaga dilahirkan di Istana Shōbata pada tahun 1534 sebagai putra ketiga Oda Nobuhide, seorang daimyo zaman Sengoku dari Provinsi Owari.   
Provinsi Owari (尾張国 owari no kuni?) atau dikenal sebagai Bishu (尾州?) adalah provinsi lama Jepang dengan wilayah yang sekarang merupakan sebagian dari wilayah bagian barat prefektur Aichi.
Kisah lain mengatakan Nobunaga dilahirkan di Istana Nagoya. Ibunya bernama Dota Gozen (Tsuchida Gozen) yang merupakan istri sah Nobuhide, sehingga Nobunaga berhak menjadi pewaris kekuasaan sang ayah.

Istana Nagoya
Provinsi Owari
Istana Nagoya (名古屋城 Nagoya-jō) adalah istana yang terletak di kota Nagoya, Prefektur Aichi, Jepang. Oda Nobunaga lahir di kompleks bangunan lama Istana Nagoya (那古野城 Nagoya-jō) yang lokasinya berada di kompleks Istana Nagoya yang sekarang, tepatnya di kawasan Ninomaru. Kawasan Istana Nagoya yang lama pernah menjadi tanah milik klan Oda dan klan Imagawa.
Nobunaga diangkat menjadi penguasa Istana Nagoya sewaktu masih berusia 2 tahun. Sejak kecil hingga remaja,   Nobunaga dikenal sering berkelakuan aneh sehingga mendapat julukan "si bodoh dari Owari" dari orang-orang di sekelilingnya. Nama julukan ini diketahui dari catatan tentang Nobunaga yang tertarik pada senapan yang tertulis dalam sejarah masuknya senjata api ke Jepang melalui kota pelabuhan Tanegashima.
Nobunaga sejak masih muda memperlihatkan sifat genius dan tindakan gagah berani. Tindakan yang sangat mengejutkan sang ayah juga sering dilakukan oleh Nobunaga, seperti menggunakan api untuk melepas sekelompok kuda di Istana Kiyosu.
Ketika masih merupakan pewaris kekuasaan ayahnya, Nobunaga dari luar terlihat sangat melindungi para pengikutnya. Di sisi lain, Nobunaga sangat berhati-hati terhadap para pengikut walaupun tidak diperlihatkan secara terang-terangan.
Pada waktu Toda Yasumitsu dari Mikawa membelot dari klan Imagawa ke klan Oda, Matsudaira Takechiyo berhasil diselamatkan dari penyanderaan pihak musuh. Nobunaga sering melewatkan masa kecil bersama Matsudaira Takechiyo (nantinya dikenal sebagai Tokugawa Ieyasu) sehingga keduanya menjalin persahabatan yang erat.
                                              
Istana Kiyosu
Provinsi Mikawa (三河国 mikawa no kuni?) adalah provinsi lama Jepang dengan wilayah yang sekarang menjadi bagian timur prefektur Aichi. Mikawa berbatasan dengan provinsi Owari, Mino, Shinano, dan Totomi.
Provinsi Mikawa
Pada tahun 1546, Nobunaga menyebut dirinya sebagai Oda Kazusanosuke (Oda Nobunaga) setelah diresmikan sebagai orang dewasa pada usia 13 tahun di Istana Furuwatari. Nobunaga mewarisi jabatan kepala klan (katoku) setelah Oda Nobuhide tutup usia. Pada upacara pemakaman ayahnya, Nobunaga melakukan tindakan yang dianggap tidak sopan dengan melemparkan abu dupa ke altar. Ada pendapat yang mengatakan cerita ini merupakan hasil karangan orang beberapa tahun kemudian.
Pada tahun 1553, Hirate Masahide, sesepuh klan Oda melakukan seppuku sebagai bentuk protesnya terhadap kelakuan Nobunaga. Kematian Masahide sangat disesali Nobunaga yang lalu meminta bantuan pendeta bernama Takugen untuk membuka gunung dan mendirikan tempat beristirahat arwah Hirate Masahide. Kuil ini kemudian diberi nama kuil Masahide.
Pada tahun 1548, Nobunaga mulai memimpin pasukan sebagai pengganti sang ayah. Pertempuran sengit melawan musuh lama Saitō Dōsan dari provinsi Mino akhirnya bisa diselesaikan secara damai. Nobunaga kemudian menikah dengan putri Saito Dōsan yang bernama Nōhime.
Provinsi Mino
Provinsi Mino (美濃国 mino no kuni?) adalah provinsi lama Jepang yang sekarang menjadi bagian selatan prefektur Gifu. Mino berbatasan dengan provinsi Echizen, Hida, Ise, Mikawa, Omi, Owari, dan Shinano.
Pertemuan Nobunaga dengan bapak mertua Saito Dōsan dilakukan di kuil Shōtoku yang terletak di Gunung Kōya. Ada cerita yang mengatakan dalam pertemuan ini kualitas kepemimpinan yang sebenarnya dari Oda Nobunaga mulai terlihat dan reputasi Nobunaga sebagai anak bodoh mulai terhapus.
Pada bulan April 1556, sang bapak mertua Saitō Dōsan tewas akibat kalah bertempur dengan putra pewarisnya sendiri Saitō Yoshitatsu. Pasukan Dōsan sebetulnya sudah dibantu pasukan yang dikirim Nobunaga, tapi konon sudah terlambat untuk dapat menolong Saitō Dōsan.

Klan Oda dan perselisihan keluarga

Pada tanggal 24 Agustus 1556, Nobunaga memadamkan pemberontakan yang dipimpin adik kandungnya sendiri Oda Nobuyuki, Hayashi Hidesada, Hayashi Michitomo, dan Shibata Katsuie dalam Pertempuran Inō. Oda Nobuyuki terkurung di dalam Istana Suemori yang dikepung pasukan Nobunaga. Sang ibu (Dota Gozen) datang untuk menengahi pertempuran di antara kedua putranya, dan Nobunaga dimintanya untuk mengampuni Nobuyuki.
Shibata Katsuie
Pada tahun berikutnya (1557), Nobuyuki kembali menyusun rencana pemberontakan. Nobunaga yang mendengar rencana ini dari laporan rahasia Shibata Katsuie berpura-pura sakit dan menjebak Nobuyuki untuk datang menjenguknya ke Istana Kiyosu. Nobuyuki dihabisi sewaktu datang ke Istana Kiyosu.
Pada saat itu, Shiba Yoshimune dari klan Shiba menduduki jabatan kanrei. Kekuatan klan Shiba sebagai penjaga Provinsi Owari sebenarnya sudah mulai melemah, sehingga klan Imagawa dari Provinsi Suruga, klan Mizuno dan klan Matsudaira dari Provinsi Mikawa bermaksud menyerang Provinsi Owari.
Sementara itu, perselisihan terjadi di dalam klan Oda yang terdiri dari banyak keluarga dan faksi. Klan Oda mengabdi selama tiga generasi untuk keluarga Oda Yamato-no-kami. Oda Nobutomo memimpin keluarga Oda Yamato-no-kami yang menjabat shugodai untuk distrik Shimoyon, Provinsi Owari. Nobunaga bukan merupakan garis keturunan utama klan Oda, sehingga Oda Nobutomo berniat menghabisi keluarga Nobunaga yang dianggap sebagai ancaman.
Pada saat itu, Oda Nobutomo menjadikan penjaga Provinsi Owari yang bernama Shiba Yoshimune sebagai boneka untuk mempertahankan kekuasaan. Walaupun hal ini lazim dilakukan shugodai pada zaman itu, Yoshimune tidak menyukai perlakuan Nobutomo sehingga hubungan di antara keduanya menjadi tegang. Di tengah panasnya hubungan dengan Yoshimune, Nobutomo menyusun rencana pembunuhan atas Nobunaga. Rencana pembunuhan ini dibocorkan Yoshimune kepada Nobunaga, sehingga ada alasan untuk menyerang Nobutomo.
Setelah tahu rencana pembunuhan yang disusunnya terbongkar, Nobutomo sangat marah terhadap Yoshimune. Ketika sedang menangkap ikan di sungai ditemani pengawalnya, putra Yoshimune yang bernama Shiba Yoshikane dibunuh oleh Nobutomo. Anggota keluarga Yoshikane (seperti adik Yoshikane yang kemudian dikenal sebagai Mōri Hideyori dan Tsugawa Yoshifuyu) meminta pertolongan Nobunaga untuk melarikan diri ke tempat yang jauh.
Peristiwa pembunuhan Shiba Yoshikane merupakan kesempatan bagi Nobunaga untuk memburu dan membunuh komplotan pembunuh Yoshikane dari keluarga Oda Kiyosu yang sudah lama merupakan ganjalan bagi Nobunaga. Oda Nobutomo berhasil dihabisi paman Nobunaga yang bernama Oda Nobumitsu (penguasa Istana Mamoriyama). Dengan tewasnya Nobutomo, Nobunaga berhasil menamatkan sejarah keluarga Oda Kiyosu yang merupakan garis keturunan utama klan Oda, sehingga keluarga Oda Nobunaga yang bukan berasal dari garis keturunan utama bisa menjadi pemimpin klan.
Istana Inuyama
Nobunaga menaklukkan penguasa Istana Inuyama bernama Oda Nobukiyo yang sebenarnya masih satu keluarga. Setelah itu, Nobunaga menyingkirkan Oda Nobuyasu yang merupakan garis utama keturunan klan Oda sekaligus penguasa distrik Shimoyon. Oda Nobuyasu adalah anggota keluarga Oda Kiyosu yang menjadi musuh besar Nobunaga. Nobunaga berhasil mengalahkan Oda Nobuyasu, dan mengusirnya dalam Pertempuran Ukino. Pada tahun 1559, keluarga Nobunaga berhasil memegang kendali kekuasaan Provinsi Owari.

 

Pengusiran klan Shiba

Kesempatan tewasnya Shiba Yoshikane yang merupakan boneka klan Oda digunakan Nobunaga untuk berdamai dengan para daimyo di wilayah tetangga. Nobunaga berhasil menjalin persekutuan dengan klan Shiba, klan Kira (penjaga wilayah Mikawa) dan klan Imagawa (penjaga wilayah Suruga).
Provinsi Suruga
Provinsi Suruga (駿河国 suruga no kuni?) sering disebut sebagai Sunshū (駿州?). Suruga berbatasan dengan provinsi Izu, Kai, Sagami, Shinano, dan Tōtōmi.
Keadaan berlangsung tenang selama beberapa waktu sampai terbongkarnya rencana komplotan pembunuh Nobunaga. Komplotan terdiri dari klan Ishibashi yang masih keluarga dengan Shiba Yoshikane (pemimpin klan Shiba), dan klan Kira yang masih ada hubungan keluarga dengan klan Ashikaga. Keluarga shogun Ashikaga masih merupakan garis utama keturunan klan Shiba. sewaktu diusir ke Kyoto, Yoshikane pernah meminta perlindungan keluarga Ashikaga. Setelah menghabisi klan Shiba dan keluarga Oda Kiyosu, kekuasaan Provinsi Owari akhirnya benar-benar berada di tangan Nobunaga.

Pertempuran Okehazama

Imagawa Yoshimoto
Pada tahun berikutnya (1560), penjaga wilayah Suruga yang bernama Imagawa Yoshimoto memimpin pasukan besar-besaran yang dikabarkan terdiri dari 20.000 sampai 40.000 prajurit untuk menyerang Owari. Imagawa Yoshimoto adalah musuh Nobunaga karena masih satu keluarga dengan klan Kira yang merupakan garis luar keturunan keluarga shogun Ashikaga. Klan Matsudaira dari Mikawa yang berada di garis depan berhasil menaklukkan benteng-benteng pihak Nobunaga.
Pertempuran tidak seimbang karena jumlah pasukan klan Oda hanya sedikit. Di tengah kepanikan para pengikutnya, Nobunaga tetap tenang. Saat tengah malam, Nobunaga tiba-tiba bangkit menarikan tarian Kōwaka-mai dan menyanyikan lagu Atsumori. Setelah puas menari dan menyanyi, Nobunaga pergi berdoa ke kuil Atsuta-jingū dengan hanya ditemani beberapa orang pengikutnya yang menunggang kuda. Sebagai pengalih perhatian, sejumlah prajurit diperintahkan untuk tinggal di tempat. Sementara itu, Nobunaga memimpin pasukan yang hanya terdiri dari 2.000 prajurit untuk menyerang pasukan Imagawa yang sedang mabuk kemenangan. Imagawa Yoshimoto diincarnya untuk dibunuh. Pasukan Nobunaga pasti kalah jika berhadapan langsung dengan pasukan Imagawa yang berjumlah sepuluh kali lipat. Peristiwa ini dikenal sebagai Pertempuran Okehazama. Imagawa Yoshimoto sangat terkejut dan tidak menduga serangan mendadak dari pihak Nobunaga. Pengawal berkuda dari pihak Nobunaga, Hattori Koheita dan Mōri Shinsuke berhasil membunuh Imagawa Yoshimoto. Setelah kehilangan pemimpin, sisa-sisa pasukan Imagawa pulang melarikan diri ke Suruga. Kemenangan dalam Pertempuran Okehazama membuat nama Oda Nobunaga, 26 tahun, menjadi terkenal di seluruh negeri.
Seusai Pertempuran Okehazama, klan Imagawa menjadi kehilangan kendali atas klan Matsudaira yang melepaskan diri dari keluarga Imagawa. Pada tahun 1562 dengan perjanjian Persekutuan Kiyosu, Nobunaga bersekutu dengan Matsudaira Motoyasu (kemudian dikenal sebagai Tokugawa Ieyasu) dari Provinsi Mikawa. Kedua belah pihak memiliki tujuan yang sama, yakni menghancurkan klan Imagawa. Okehazama secara umum dianggap sebagai pijakan pertama Nobunaga dalam usaha besarnya menyatukan seluruh Jepang dan menciptakana perdamaian di seluruh negeri.